Jumat, 14 Agustus 2009

Arkeolog Iraq Temukan 4000 Artefak Masa Babilonia


Para arkeolog Iraq temukan 4000 artefak berasal dari masa Babilonia Kuno. Termasuk stempel kerajaan, jimat dan batu pipih.

Baru-baru ini, para arkeolog Iraq menemukan 4000 artefak yang sebagian besar berasal dari masa Babilonia Kuno. Penemuan tersebut meliputi stempel kerajaan, jimat-jimat, batu pipih yang tertatah tulisan paku Sumeria--salah satu jenis tulisan tertua.

"Keberadaan benda berharga mencapai titik terang," demikian dapat dikatakan setelah dilakukannya penggalian selama dua tahun di 20 lokasi berbeda, di daerah antara Sungai Tigris dan Eufrat, Mesopotamia. Selain artefak Babilonia tersebut, ditemukan pula benda-benda yang berasal dari Kerajaan Persia Kuno dan kota-kota Islam abad pertengahan.
"Kesimpulan dari penggalian ini adalah bukti bahwa benda-benda antik yang berada di Iraq tidak akan pernah habis tergali," ujar Abdul Zahra al-Telagani, juru bicara kementrian pariwisata dan benda-benda bersejarah sebagaimana dilansir situs Akhbar al-Alam.

"Penemuan tersebut juga memberikan semangat kepada kami untuk terus bekerja keras merehabilitasi situs-situs kuno yang berada di Iraq untuk kemudian dijadikan tempat-tempat wisata."

Artefak-artefak tersebut rencananya akan disimpan di National Museum of Baghdad, yang memang sangat membutuhkan koleksi-koleksi terbaru sejak dicurinya sekitar 15.000 artefak saat invasi Amerika pada 2003. Dari jumlah tersebut, baru 6000 artefak yang sudah dikembalikan.

Iraq, daerah yang merupakan pusat bermulanya peradaban, berharap dapat menurunkan angka kekerasan yang terus naik sejak 2003 lalu saat invasi AS, dan kini mulai menggenjot sektor pariwisata, terutama kunjungan ke situs-situs kuno.

Beberapa tempat wisata yang sangat potensial di Iraq adalah kota Babilonia di masa agama Masehi, taman gantung Babilonia, Nineveh--kota Asyirian, benteng-benteng peninggalan Islam di abad pertengahan, masjid-masjid tua, dan tempat-tempat yang disucikan kaum Syiah.

Abbas Fadhi, ketua tim penggalian tersebut memperkIraqan bahwa beberapa penemuan tersebut dapat menjadi objel penelitian yang sangat penting. Misalnya, dari dua jimat yang berhasil digali, yang pertama merupakan ukiran wajah bergaya Sumeria yang berbentuk segitiga. Sedangkan yang kedua adalah sebuah batu merah berukirkan seekor antelop yang sedang berlari.

Qais Hussein Rasheed, wakil ketua lembaga pelestarian barang antik dan pusaka, mengatakan bahwa Iraq masih memiliki masalah besar, yaitu kemungkinan terjadinya perampokan terhadap penemuan artefak-artefak tersebut.

"Situs dan penemuan ini sangat mudah direbut oleh para pencuri, penyelundup, dan penjahat kelas kakap yang terorganisasi, karena benda-benda tersebut belum terproteksi." Katanya.

"Kami telah meminta kementrian terkait untuk menempatkan aparat kepolisian, tetapi sampai saat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar